Jumat, 04 November 2016

Permasalahan Pencemaran lingkungan

Sungai merupakan salah satu komponen lingkungan yang memiliki fungsi penting bagi kehidupan dan kehidupan manusia.Salah satu fungsi sungai yang utama saat ini asalah fungsinya sebagai sumber air untuk pengairan lahan pertanian dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kegiatan sector perindustrian.Kelestarian fungsi lingkungan sungai dapat terancam oleh penurunan kualitas airnya. Gejala penurunan kualitas air sungai sekarang ini telah diamati secara mudah terutama gejala pencemaran yang terindera seperti : kebusukan air, kehitaman air, kekeruhan, warna air yang non alami, bau dan efek iritasinya pada kulit manusia dan hewan.
Pencemaran air sungai perlu dikendalikan seiring dengan pelaksanaan pembangunan agar fungsi sungai dapat dilestarikan untuk tetap mampu memenuhi hajat hidup orang banyak dan mendukung pembangunan secara berkelanjutan. Upaya-upaya yang dapat ditempuh dalam mengendalikan pencemaran air adalah dengan melakukan :
  1. Pemantauan industri (pemantauan–pembinaan industri dan pengambilan sampel limbah cair).
  2. Pemantauan sungai (pengambilan sampel sungai dan kajian data analisis laboratorium).
Pencemaran air sungai disebabkan oleh banyaknya air limbah yang masuk kedalam sungai yang berasal dari berbagai sumber pencemaran yaitu dari limbah industri, domestik, rumah sakit, peternakan, pertanian dan sebagainya.Dalam rangka pengendalian pencemaran air sungai, diperlukan Pemantauan dan Evaluasi kualitas air sungai. Dengan pencemaran air akan merusak ekosistem sungai. Kebanyakan pencemaran dari pembuangan Industri yang membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan.Air limbah tersebut memiliki efek termal, terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen dalam air.
Masyarakat di perkotaan harus memiliki kesadaran membuat sumur resapan sekaligus penampung air hujan. Dengan meresapnya air hujan ke tanah, akan menambah cadangan air tanah sebagai sumber air bersih. Hal ini akan dapat mengatasi sebagian masalah kekurangan air di musim kemarau serta mencegah banjir di saat musim hujan.
  • Solusi untuk mengatasi hal ini:
Dalam keseharian kita,
kita dapat mengurangi pencemaran air, dengan cara mengurangi jumlah sampah yang kita produksi setiap hari (minimize), mendaur ulang (recycle), mendaur pakai (reuse). Kita pun perlu memperhatikan bahan kimia yang kita buang dari rumah kita. Karena saat ini kita telah menjadi “masyarakat kimia”, yang menggunakan ratusan jenis zat kimia dalam keseharian kita, seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah, memupuk tanaman, dan sebagainya.Teknologi dapat kita gunakan untuk mengatasi pencemaran air. Instalasi pengolahan air bersih, instalasi pengolahan air limbah, yang dioperasikan dan dipelihara baik, mampu menghilangkan substansi beracun dari air yang tercemar.
Cara alternative :
  • Jangan membuang sampah di sungai baik sampah organik dan nonorgani.
  • Jangan membangun bangunan di sekitar sungai karena itu bisa mempersempit aliran sungai.
  • Perlunya kesadaran masyarakat bandung untuk mengelola sungai, seperti mengadakan kerja bakti untuk membersihkan aliran sungai.
  • Menjaga agar kali/ sungai tetap bersih dengan adanya program kali bersih
  • Membuat aturan atau regulasi untuk bagi yang mencemarkan sungai baik 


Referensi: 
http://putriandini441.blogspot.com/2014/11/contoh-studi-kasus-pencemaran-air.html

https://budianto838.wordpress.com/2015/04/01/studi-kasus-permasalahan-lingkungan-dan-solusi/
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap tidak sesuai dangan norma-norma yang berlaku, atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain tidak bisa menerimanya atau tidak bisa di toleransi. Prilaku menyimpang banyak kita temui di berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat bawah maupun kalangan atas. Kita bisa menemui berbagai macam penyimpangan sosial di lingkungan sekitar kita, bisa jadi prilaku kita sendiri juga menyimpang tanpa kita sadari. Baik secara langsung atau melalui media masa, seperti melihat langsung suatu kejahatan, atau mendengar kabar dari pembicaraan orang lain, atau membaca berita di koran, majalah, atau melihat berita di televisi, internet, atau mendengar berita di radio, dan masih banyak lagi. Bentuk prilaku menyimpang juga bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Prilaku menyimpang dilakukan oleh berbagai kalangan, berbagai usia, baik individu maupun kelompok. Anehnya prilaku menyimpang yang dilakukan antar kalangan tersebut berbeda. Seperti yang kita ketahui kebanyakan kasus pembunuhan, pencurian, perampokan, minum-minuman keras, pemerkosaan banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat bawah yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah, perekonomian kurang. Tetapi berbeda dengan kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh kalangan masyarakat atas atau pejabat, kebanyakan mereka melakukan tindak korupsi, kolusi, nepotisme, narkoba, sex bebas, perjudian, perselingkuhan. Dari jenis kejahatan yang dilakukan sudah tampak jelas perbedaan kelas. Kalangan pejabat atau kalangan atas lebih cenderung melakukan kejahatan yang berkelas. Kemudian pada kalangan pemuda dan pelajar sering di temui berbagai penyimpangan seperti contoh tawuran antar pelajar, balap liar, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, pencurian. Prilaku menyimpang juga bisa diartikan prilaku yang dilakukan oleh seseorang ketika si pelaku belum saatnya untuk melakukannya, yang sebenarnya prilaku tersebut tidak menyimpang ketika pelakunya sudah masuk waktunya. Contoh saja ketika anak mengendarai motor akan di anggap menyimpang karena motor berbahaya bagi anak dibawah umur. Juga ketika seorang siswa sekolah mengendarai motor dan di tilang oleh polisi karena belum mempunyai surat izin mengemudi, sedangkan syarat mendapatkan surat izin mengemudi adalah minimal berusia 17 tahun dan punya KTP. Pemicu terjadinya prilaku menyimpang secara garis besar adalah dari latar belakang ekonomi, tingkat pendidikan, permasalahan keluarga, tingkat kesadaran spiritual, dan kesalahan sosialisasi. Hal ini sudah terbukti ketika terdapat suatu kaksus kejahatan sudah pasti karena alasan tersebut. Kemudian untuk mencegah dan mengurangi terjadinya prilaku menyimpang maka dibentuklah sebuah peraturan atau bisa disebut pengendalian sosial. Pengendalian sosial merupakan suatu cara atau proses dimana dengan hal itu diharapkan bisa mengajak, bahkan memaksa sekelompok atau seluruh masyarakat bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Adanya pengendalian sosial diharapkan kehidupan ini bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Masing-masing perilaku menyimpang punya cara untuk mencegah atau mengatasinya. Berbagai lembaga pengendalian sosial bisa kita temui di sekitar kita. Contoh kepolisian, pengadilan hukum, lembaga adat, tokoh masyarakat. tetapi kita sebagai warga negara yang baik sudah semestinya kita mempunyai kesadaran diri untuk tidak melakukan tindak menyimpang, dan mengingatkan orang yang melakukan penyimpangan, bukan kita malah mendukung perbuatannya. Dan dengan cara meningkatkan nilai- nilai agama dengan sungguh-sungguh. Dengan cara tersebut maka dalam diri kita akan muncul rasa takut akan melakukan tindak-tindak menyimpang. Dan akhirnya kita terjauh dari hal-hal tersebut saat kita dekat dengan Tuhan kita. Zakki Amaroddin /zakkiamaroddin mahasiswa UIN Maliki Malang Fakultas Psikologi Selengkapnya... IKUTI Share Share 0 0

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/zakkiamaroddin/penyimpangan-sosial-dan-pengendaliannya_54f3ea49745513a32b6c8238
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap tidak sesuai dangan norma-norma yang berlaku, atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain tidak bisa menerimanya atau tidak bisa di toleransi. Prilaku menyimpang banyak kita temui di berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat bawah maupun kalangan atas. Kita bisa menemui berbagai macam penyimpangan sosial di lingkungan sekitar kita, bisa jadi prilaku kita sendiri juga menyimpang tanpa kita sadari. Baik secara langsung atau melalui media masa, seperti melihat langsung suatu kejahatan, atau mendengar kabar dari pembicaraan orang lain, atau membaca berita di koran, majalah, atau melihat berita di televisi, internet, atau mendengar berita di radio, dan masih banyak lagi. Bentuk prilaku menyimpang juga bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Prilaku menyimpang dilakukan oleh berbagai kalangan, berbagai usia, baik individu maupun kelompok. Anehnya prilaku menyimpang yang dilakukan antar kalangan tersebut berbeda. Seperti yang kita ketahui kebanyakan kasus pembunuhan, pencurian, perampokan, minum-minuman keras, pemerkosaan banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat bawah yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah, perekonomian kurang. Tetapi berbeda dengan kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh kalangan masyarakat atas atau pejabat, kebanyakan mereka melakukan tindak korupsi, kolusi, nepotisme, narkoba, sex bebas, perjudian, perselingkuhan. Dari jenis kejahatan yang dilakukan sudah tampak jelas perbedaan kelas. Kalangan pejabat atau kalangan atas lebih cenderung melakukan kejahatan yang berkelas. Kemudian pada kalangan pemuda dan pelajar sering di temui berbagai penyimpangan seperti contoh tawuran antar pelajar, balap liar, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, pencurian. Prilaku menyimpang juga bisa diartikan prilaku yang dilakukan oleh seseorang ketika si pelaku belum saatnya untuk melakukannya, yang sebenarnya prilaku tersebut tidak menyimpang ketika pelakunya sudah masuk waktunya. Contoh saja ketika anak mengendarai motor akan di anggap menyimpang karena motor berbahaya bagi anak dibawah umur. Juga ketika seorang siswa sekolah mengendarai motor dan di tilang oleh polisi karena belum mempunyai surat izin mengemudi, sedangkan syarat mendapatkan surat izin mengemudi adalah minimal berusia 17 tahun dan punya KTP. Pemicu terjadinya prilaku menyimpang secara garis besar adalah dari latar belakang ekonomi, tingkat pendidikan, permasalahan keluarga, tingkat kesadaran spiritual, dan kesalahan sosialisasi. Hal ini sudah terbukti ketika terdapat suatu kaksus kejahatan sudah pasti karena alasan tersebut. Kemudian untuk mencegah dan mengurangi terjadinya prilaku menyimpang maka dibentuklah sebuah peraturan atau bisa disebut pengendalian sosial. Pengendalian sosial merupakan suatu cara atau proses dimana dengan hal itu diharapkan bisa mengajak, bahkan memaksa sekelompok atau seluruh masyarakat bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Adanya pengendalian sosial diharapkan kehidupan ini bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Masing-masing perilaku menyimpang punya cara untuk mencegah atau mengatasinya. Berbagai lembaga pengendalian sosial bisa kita temui di sekitar kita. Contoh kepolisian, pengadilan hukum, lembaga adat, tokoh masyarakat. tetapi kita sebagai warga negara yang baik sudah semestinya kita mempunyai kesadaran diri untuk tidak melakukan tindak menyimpang, dan mengingatkan orang yang melakukan penyimpangan, bukan kita malah mendukung perbuatannya. Dan dengan cara meningkatkan nilai- nilai agama dengan sungguh-sungguh. Dengan cara tersebut maka dalam diri kita akan muncul rasa takut akan melakukan tindak-tindak menyimpang. Dan akhirnya kita terjauh dari hal-hal tersebut saat kita dekat dengan Tuhan kita. Zakki Amaroddin /zakkiamaroddin mahasiswa UIN Maliki Malang Fakultas Psikologi Selengkapnya... IKUTI Share Share 0 0

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/zakkiamaroddin/penyimpangan-sosial-dan-pengendaliannya_54f3ea49745513a32b6c8238
Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap tidak sesuai dangan norma-norma yang berlaku, atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain tidak bisa menerimanya atau tidak bisa di toleransi. Prilaku menyimpang banyak kita temui di berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat bawah maupun kalangan atas. Kita bisa menemui berbagai macam penyimpangan sosial di lingkungan sekitar kita, bisa jadi prilaku kita sendiri juga menyimpang tanpa kita sadari. Baik secara langsung atau melalui media masa, seperti melihat langsung suatu kejahatan, atau mendengar kabar dari pembicaraan orang lain, atau membaca berita di koran, majalah, atau melihat berita di televisi, internet, atau mendengar berita di radio, dan masih banyak lagi. Bentuk prilaku menyimpang juga bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Prilaku menyimpang dilakukan oleh berbagai kalangan, berbagai usia, baik individu maupun kelompok. Anehnya prilaku menyimpang yang dilakukan antar kalangan tersebut berbeda. Seperti yang kita ketahui kebanyakan kasus pembunuhan, pencurian, perampokan, minum-minuman keras, pemerkosaan banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat bawah yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah, perekonomian kurang. Tetapi berbeda dengan kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh kalangan masyarakat atas atau pejabat, kebanyakan mereka melakukan tindak korupsi, kolusi, nepotisme, narkoba, sex bebas, perjudian, perselingkuhan. Dari jenis kejahatan yang dilakukan sudah tampak jelas perbedaan kelas. Kalangan pejabat atau kalangan atas lebih cenderung melakukan kejahatan yang berkelas. Kemudian pada kalangan pemuda dan pelajar sering di temui berbagai penyimpangan seperti contoh tawuran antar pelajar, balap liar, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, pencurian. Prilaku menyimpang juga bisa diartikan prilaku yang dilakukan oleh seseorang ketika si pelaku belum saatnya untuk melakukannya, yang sebenarnya prilaku tersebut tidak menyimpang ketika pelakunya sudah masuk waktunya. Contoh saja ketika anak mengendarai motor akan di anggap menyimpang karena motor berbahaya bagi anak dibawah umur. Juga ketika seorang siswa sekolah mengendarai motor dan di tilang oleh polisi karena belum mempunyai surat izin mengemudi, sedangkan syarat mendapatkan surat izin mengemudi adalah minimal berusia 17 tahun dan punya KTP. Pemicu terjadinya prilaku menyimpang secara garis besar adalah dari latar belakang ekonomi, tingkat pendidikan, permasalahan keluarga, tingkat kesadaran spiritual, dan kesalahan sosialisasi. Hal ini sudah terbukti ketika terdapat suatu kaksus kejahatan sudah pasti karena alasan tersebut. Kemudian untuk mencegah dan mengurangi terjadinya prilaku menyimpang maka dibentuklah sebuah peraturan atau bisa disebut pengendalian sosial. Pengendalian sosial merupakan suatu cara atau proses dimana dengan hal itu diharapkan bisa mengajak, bahkan memaksa sekelompok atau seluruh masyarakat bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Adanya pengendalian sosial diharapkan kehidupan ini bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Masing-masing perilaku menyimpang punya cara untuk mencegah atau mengatasinya. Berbagai lembaga pengendalian sosial bisa kita temui di sekitar kita. Contoh kepolisian, pengadilan hukum, lembaga adat, tokoh masyarakat. tetapi kita sebagai warga negara yang baik sudah semestinya kita mempunyai kesadaran diri untuk tidak melakukan tindak menyimpang, dan mengingatkan orang yang melakukan penyimpangan, bukan kita malah mendukung perbuatannya. Dan dengan cara meningkatkan nilai- nilai agama dengan sungguh-sungguh. Dengan cara tersebut maka dalam diri kita akan muncul rasa takut akan melakukan tindak-tindak menyimpang. Dan akhirnya kita terjauh dari hal-hal tersebut saat kita dekat dengan Tuhan kita. Zakki Amaroddin /zakkiamaroddin mahasiswa UIN Maliki Malang Fakultas Psikologi Selengkapnya... IKUTI Share Share 0 0

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/zakkiamaroddin/penyimpangan-sosial-dan-pengendaliannya_54f3ea49745513a32b6c8238
n Pengendaliannya Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap tidak sesuai dangan norma-norma yang berlaku, atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain tidak bisa menerimanya atau tidak bisa di toleransi. Prilaku menyimpang banyak kita temui di berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat bawah maupun kalangan atas. Kita bisa menemui berbagai macam penyimpangan sosial di lingkungan sekitar kita, bisa jadi prilaku kita sendiri juga menyimpang tanpa kita sadari. Baik secara langsung atau melalui media masa, seperti melihat langsung suatu kejahatan, atau mendengar kabar dari pembicaraan orang lain, atau membaca berita di koran, majalah, atau melihat berita di televisi, internet, atau mendengar berita di radio, dan masih banyak lagi. Bentuk prilaku menyimpang juga bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Prilaku menyimpang dilakukan oleh berbagai kalangan, berbagai usia, baik individu maupun kelompok. Anehnya prilaku menyimpang yang dilakukan antar kalangan tersebut berbeda. Seperti yang kita ketahui kebanyakan kasus pembunuhan, pencurian, perampokan, minum-minuman keras, pemerkosaan banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat bawah yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah, perekonomian kurang. Tetapi berbeda dengan kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh kalangan masyarakat atas atau pejabat, kebanyakan mereka melakukan tindak korupsi, kolusi, nepotisme, narkoba, sex bebas, perjudian, perselingkuhan. Dari jenis kejahatan yang dilakukan sudah tampak jelas perbedaan kelas. Kalangan pejabat atau kalangan atas lebih cenderung melakukan kejahatan yang berkelas. Kemudian pada kalangan pemuda dan pelajar sering di temui berbagai penyimpangan seperti contoh tawuran antar pelajar, balap liar, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, pencurian. Prilaku menyimpang juga bisa diartikan prilaku yang dilakukan oleh seseorang ketika si pelaku belum saatnya untuk melakukannya, yang sebenarnya prilaku tersebut tidak menyimpang ketika pelakunya sudah masuk waktunya. Contoh saja ketika anak mengendarai motor akan di anggap menyimpang karena motor berbahaya bagi anak dibawah umur. Juga ketika seorang siswa sekolah mengendarai motor dan di tilang oleh polisi karena belum mempunyai surat izin mengemudi, sedangkan syarat mendapatkan surat izin mengemudi adalah minimal berusia 17 tahun dan punya KTP. Pemicu terjadinya prilaku menyimpang secara garis besar adalah dari latar belakang ekonomi, tingkat pendidikan, permasalahan keluarga, tingkat kesadaran spiritual, dan kesalahan sosialisasi. Hal ini sudah terbukti ketika terdapat suatu kaksus kejahatan sudah pasti karena alasan tersebut. Kemudian untuk mencegah dan mengurangi terjadinya prilaku menyimpang maka dibentuklah sebuah peraturan atau bisa disebut pengendalian sosial. Pengendalian sosial merupakan suatu cara atau proses dimana dengan hal itu diharapkan bisa mengajak, bahkan memaksa sekelompok atau seluruh masyarakat bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Adanya pengendalian sosial diharapkan kehidupan ini bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Masing-masing perilaku menyimpang punya cara untuk mencegah atau mengatasinya. Berbagai lembaga pengendalian sosial bisa kita temui di sekitar kita. Contoh kepolisian, pengadilan hukum, lembaga adat, tokoh masyarakat. tetapi kita sebagai warga negara yang baik sudah semestinya kita mempunyai kesadaran diri untuk tidak melakukan tindak menyimpang, dan mengingatkan orang yang melakukan penyimpangan, bukan kita malah mendukung perbuatannya. Dan dengan cara meningkatkan nilai- nilai agama dengan sungguh-sungguh. Dengan cara tersebut maka dalam diri kita akan muncul rasa takut akan melakukan tindak-tindak menyimpang. Dan akhirnya kita terjauh dari hal-hal tersebut saat kita dekat dengan Tuhan kita

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/zakkiamaroddin/penyimpangan-sosial-dan-pengendaliannya_54f3ea49745513a32b6c8238
n Pengendaliannya Perilaku menyimpang adalah perilaku yang dianggap tidak sesuai dangan norma-norma yang berlaku, atau perilaku yang dilakukan oleh seseorang yang orang lain tidak bisa menerimanya atau tidak bisa di toleransi. Prilaku menyimpang banyak kita temui di berbagai lapisan masyarakat, baik masyarakat bawah maupun kalangan atas. Kita bisa menemui berbagai macam penyimpangan sosial di lingkungan sekitar kita, bisa jadi prilaku kita sendiri juga menyimpang tanpa kita sadari. Baik secara langsung atau melalui media masa, seperti melihat langsung suatu kejahatan, atau mendengar kabar dari pembicaraan orang lain, atau membaca berita di koran, majalah, atau melihat berita di televisi, internet, atau mendengar berita di radio, dan masih banyak lagi. Bentuk prilaku menyimpang juga bermacam-macam bentuk dan jenisnya. Prilaku menyimpang dilakukan oleh berbagai kalangan, berbagai usia, baik individu maupun kelompok. Anehnya prilaku menyimpang yang dilakukan antar kalangan tersebut berbeda. Seperti yang kita ketahui kebanyakan kasus pembunuhan, pencurian, perampokan, minum-minuman keras, pemerkosaan banyak dilakukan oleh kalangan masyarakat bawah yang mempunyai latar belakang pendidikan rendah, perekonomian kurang. Tetapi berbeda dengan kasus tindak kriminal yang dilakukan oleh kalangan masyarakat atas atau pejabat, kebanyakan mereka melakukan tindak korupsi, kolusi, nepotisme, narkoba, sex bebas, perjudian, perselingkuhan. Dari jenis kejahatan yang dilakukan sudah tampak jelas perbedaan kelas. Kalangan pejabat atau kalangan atas lebih cenderung melakukan kejahatan yang berkelas. Kemudian pada kalangan pemuda dan pelajar sering di temui berbagai penyimpangan seperti contoh tawuran antar pelajar, balap liar, pergaulan bebas, penyalahgunaan narkotika, pencurian. Prilaku menyimpang juga bisa diartikan prilaku yang dilakukan oleh seseorang ketika si pelaku belum saatnya untuk melakukannya, yang sebenarnya prilaku tersebut tidak menyimpang ketika pelakunya sudah masuk waktunya. Contoh saja ketika anak mengendarai motor akan di anggap menyimpang karena motor berbahaya bagi anak dibawah umur. Juga ketika seorang siswa sekolah mengendarai motor dan di tilang oleh polisi karena belum mempunyai surat izin mengemudi, sedangkan syarat mendapatkan surat izin mengemudi adalah minimal berusia 17 tahun dan punya KTP. Pemicu terjadinya prilaku menyimpang secara garis besar adalah dari latar belakang ekonomi, tingkat pendidikan, permasalahan keluarga, tingkat kesadaran spiritual, dan kesalahan sosialisasi. Hal ini sudah terbukti ketika terdapat suatu kaksus kejahatan sudah pasti karena alasan tersebut. Kemudian untuk mencegah dan mengurangi terjadinya prilaku menyimpang maka dibentuklah sebuah peraturan atau bisa disebut pengendalian sosial. Pengendalian sosial merupakan suatu cara atau proses dimana dengan hal itu diharapkan bisa mengajak, bahkan memaksa sekelompok atau seluruh masyarakat bersikap sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Adanya pengendalian sosial diharapkan kehidupan ini bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Masing-masing perilaku menyimpang punya cara untuk mencegah atau mengatasinya. Berbagai lembaga pengendalian sosial bisa kita temui di sekitar kita. Contoh kepolisian, pengadilan hukum, lembaga adat, tokoh masyarakat. tetapi kita sebagai warga negara yang baik sudah semestinya kita mempunyai kesadaran diri untuk tidak melakukan tindak menyimpang, dan mengingatkan orang yang melakukan penyimpangan, bukan kita malah mendukung perbuatannya. Dan dengan cara meningkatkan nilai- nilai agama dengan sungguh-sungguh. Dengan cara tersebut maka dalam diri kita akan muncul rasa takut akan melakukan tindak-tindak menyimpang. Dan akhirnya kita terjauh dari hal-hal tersebut saat kita dekat dengan Tuhan kita

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/zakkiamaroddin/penyimpangan-sosial-dan-pengendaliannya_54f3ea49745513a32b6c8238